Panggilan Hidup yang Radikal: Proses dan Tahapan Menjadi Anggota Ordo Pasjonis
Setiap pribadi yang terpanggil untuk menjadi anggota Kongregasi Pasionis, baik sebagai imam maupun bruder, harus menyadari bahwa mereka memasuki sebuah Panggilan Hidup yang Radikal, yang berpusat pada Sengsara dan Salib Yesus Kristus. Ordo yang didirikan oleh Santo Paulus dari Salib pada tahun 1720 ini tidak hanya menawarkan jalur kebiaraan biasa, tetapi sebuah jalan rohani yang mengharuskan setiap anggotanya membuat kaul khusus, yaitu untuk senantiasa memelihara dan mewartakan kenangan akan Sengsara Kristus. Proses dan tahapan formasi menjadi Pasjonis merupakan perjalanan panjang dan terstruktur, yang dirancang untuk menguji, memurnikan, dan menguatkan komitmen calon anggota terhadap Panggilan Hidup yang Radikal ini, mempersiapkan mereka menjadi pewarta kasih Allah yang tertinggi, yang diwujudkan di kayu salib. Proses ini memastikan bahwa setiap pastor atau bruder Pasjonis adalah seorang kontemplatif yang sekaligus apostolik.
Tahap Awal Formasi: Aspiran dan Postulan
Tahap pertama ini bertujuan untuk memfasilitasi penemuan dan penegasan awal atas Panggilan Hidup yang Radikal tersebut.
Masa Aspiran (Masa Pengenalan):
Durasi: Bervariasi, biasanya antara 6 bulan hingga 1 tahun.
Fokus: Calon anggota, yang disebut aspiran, mulai mengenal Kongregasi Pasjonis dari dekat. Mereka akan tinggal di komunitas Pasjonis terdekat—misalnya di Wisma Santa Gemma Galgani di Bogor, Jawa Barat, atau di seminari-seminari kecil. Di sini, aspiran diajak untuk meninjau secara mendalam spiritualitas mereka, melakukan retret pribadi, dan berdialog intensif dengan pastor direktur panggilan.
Tujuan: Membantu aspiran mengidentifikasi apakah karisma Pasjonis (hidup doa, komunitas, dan pewartaan Sengsara) selaras dengan kerinduan jiwa mereka.
Masa Postulan (Postulancy):
Durasi: Umumnya 1 hingga 2 tahun.
Fokus: Masa ini adalah transisi dari kehidupan awam ke kehidupan religius. Postulan tinggal di biara, mengikuti jadwal harian komunitas, belajar dasar-dasar doa, spiritualitas Pasjonis, sejarah Ordo, dan melakukan studi awal filsafat.
Informasi Penting: Selama masa ini, postulan dituntut mencapai kematangan pribadi dan afektif. Mereka juga belajar disiplin komunitas, seperti keheningan, ketaatan pada jadwal, dan kerja sama dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan statistik Provinsi Pasjonis di Asia Pasifik, rata-rata 15% calon anggota menentukan untuk meninggalkan proses formasi pada tahap ini karena merasa panggilan tersebut terlalu menuntut secara radikal.
Tahap Inti Formasi: Novisiat
Novisiat adalah inti dari seluruh proses formasi Pasjonis, masa di mana calon anggota secara resmi melepaskan status sipilnya untuk sementara dan mengabdikan diri sepenuhnya pada spiritualitas Ordo.
Durasi: Kanonik, berlangsung minimal 12 bulan (satu tahun penuh). Namun, di beberapa provinsi, seperti di Indonesia, novisiat bisa berlangsung lebih lama, hingga dua tahun penuh.
Tempat: Novisiat dilaksanakan di biara khusus yang dirancang untuk keheningan dan kontemplasi, jauh dari kegiatan apostolik. Contohnya, Biara Novisiat St. Paulus dari Salib di Batu, Malang.
Fokus: Novis (sebutan untuk calon anggota) menjalani pendalaman intensif tentang kaul-kaul religius (kemiskinan, kemurnian, ketaatan, dan kaul Pasjonis), mempelajari Aturan Hidup (Regula) yang ditulis oleh Santo Paulus dari Salib, dan menumbuhkan kehidupan doa yang mendalam, terutama meditasi atas Sengsara Kristus.
Penerimaan Jubah: Pada awal masa novisiat, novis menerima jubah Pasjonis (jubah hitam dengan lambang hati putih) sebagai simbol formal bahwa mereka kini hidup menurut karisma Sengsara. Tanggal upacara penerimaan jubah ini, misalnya, setiap 12 Januari, menjadi hari penting bagi komunitas.
Tahap Terakhir: Skolastikat dan Kaul Kekal
Setelah novisiat, calon Pasjonis memasuki masa studi akademis dan pelayanan pastoral sambil mengikrarkan kaul sementara.
Masa Skolastikat (Kaul Sementara):
Durasi: Sekitar 6 hingga 9 tahun.
Fokus: Jika calon tersebut ingin menjadi imam, ia akan menjalani studi filsafat (3 tahun) dan teologi (4 tahun). Jika ingin menjadi bruder, ia akan mengambil studi atau pelatihan sesuai bidang pelayanan yang diminati (seperti teknik, administrasi, atau katekese).
Pelayanan: Skolastik mulai terlibat secara aktif dalam kerasulan Pasjonis, seperti Misi Umat, pelayanan di paroki, atau mendampingi kaum muda, di bawah bimbingan pastor pembimbing. Ini adalah fase penting untuk mengintegrasikan spiritualitas kontemplatif mereka dengan realitas pelayanan apostolik.
Penahbisan: Calon yang dipersiapkan menjadi imam akan menerima penahbisan diakonat, misalnya pada tanggal 29 September 2026, yang bertepatan dengan Pesta Malaikat Agung, sebelum menerima Tahbisan Imamat setahun kemudian.
Kaul Kekal (Final Vows):
Setelah menyelesaikan studi dan melalui periode kaul sementara yang sukses, seorang Pasjonis akan membuat kaul kekal. Kaul ini adalah penyerahan diri seumur hidup kepada Allah dalam Kongregasi Pasjonis, termasuk kaul khusus untuk mewartakan Sengsara Kristus. Kaul kekal ini menegaskan kembali Panggilan Hidup yang Radikal yang telah mereka jalani selama bertahun-tahun formasi.
Penahbisan Imamat: Penahbisan imam biasanya dilakukan beberapa bulan setelah kaul kekal.
Seluruh proses formasi Pasjonis, yang dapat memakan waktu 10 hingga 12 tahun, adalah jaminan bahwa setiap anggota Kongregasi telah ditempa dan diuji untuk menghidupi spiritualitas Salib yang unik dan radikal, menjadikannya pewarta yang mumpuni akan kasih Allah bagi dunia.
situs togel bandar togel bento4d