• Post author:

Pertumbuhan eksplosif pasar barang bekas, yang dikenal sebagai gelombang resale dan thrifting, memberikan Dampak Gelombang Resale yang signifikan dan transformatif pada industri ritel fashion tradisional. Fenomena ini bukan lagi sekadar tren kecil, melainkan pergeseran fundamental menuju ekonomi sirkular, di mana umur pakai produk diperpanjang, dan konsumsi baru dipertanyakan. Sebuah studi pasar yang dilakukan oleh konsultan ritel global, Apex Retail Insights, yang dirilis pada akhir Kuartal Tiga 2025, menunjukkan bahwa nilai pasar resale pakaian global diproyeksikan mencapai $\$ 350$ miliar pada tahun 2027, melampaui laju pertumbuhan ritel fashion cepat (fast fashion).

Dampak Gelombang Resale ini memaksa para pemain besar di industri untuk mengevaluasi kembali model bisnis linear mereka (take-make-dispose). Konsumen, terutama Generasi Z yang sangat sadar lingkungan—dengan 65% di antaranya menyatakan bahwa keberlanjutan memengaruhi keputusan pembelian mereka per Juni 2025—kini mencari nilai lebih dari sekadar produk baru. Oleh karena itu, adaptasi ritel bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk bertahan.

Salah satu strategi adaptasi utama adalah Integrasi Program Resale. Merek-merek mewah dan ritel menengah kini mulai meluncurkan platform mereka sendiri untuk jual-beli barang bekas bermerek mereka. Sebagai contoh, sebuah merek sepatu olahraga ternama di Eropa melaporkan pada awal Q4 2025 bahwa peluncuran program buy-back mereka berhasil meningkatkan kunjungan toko fisik sebesar $18\%$ pada hari Sabtu, yang merupakan hari puncak penjualan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa alih-alih melihat resale sebagai ancaman, merek kini memanfaatkannya untuk menarik kembali pelanggan ke ekosistem mereka.

Adaptasi lain yang terdorong oleh Dampak Gelombang Resale adalah fokus pada Desain untuk Sirkularitas. Produk kini harus didesain agar mudah diperbaiki, didaur ulang, atau dijual kembali. Ini berarti pemilihan material yang lebih tahan lama dan penggunaan komponen yang dapat dilepas. Produsen pakaian luar (outerwear) harus memastikan bahwa ritsleting dan hardware mereka memenuhi standar ketahanan minimal 5 tahun penggunaan, sesuai dengan rekomendasi regulasi baru Uni Eropa yang mulai berlaku efektif sejak 1 Januari 2026.

Dengan Dampak Gelombang Resale yang terus menguat, perusahaan yang gagal Mengadopsi Filosofi sirkular—baik melalui layanan resale internal, penyewaan, atau desain yang lebih tahan lama—berisiko kehilangan pangsa pasar. Dampak Gelombang Resale memaksa transparansi dan tanggung jawab produk yang lebih besar.